Pendahuluan
Fenomena cuaca ekstrem seperti hujan deras seringkali membawa dampak serius pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kerusakan infrastruktur. Baru-baru ini, kejadian atap dua ruang kelas di SDN Petung III, yang berlokasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengalami ambruk setelah hujan deras melanda wilayah tersebut. Peristiwa ini tidak hanya mengganggu aktivitas belajar mengajar, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terkait keselamatan siswa dan guru di sekolah tersebut.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang kejadian tersebut, faktor penyebab, dampak yang ditimbulkan, respon dari pihak sekolah dan pemerintah, serta upaya penanganan dan mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.
1. Kronologi Kejadian
Pada hari yang sama saat hujan deras melanda Pasuruan, tepatnya di SDN Petung III, terjadi insiden atap dua ruang kelas ambruk. Menurut saksi mata dan pihak sekolah, hujan deras berlangsung selama beberapa jam dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang.
Ambruknya atap terjadi secara tiba-tiba pada siang hari saat siswa sedang mengikuti pelajaran. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun beberapa siswa dan guru mengalami luka ringan akibat reruntuhan material atap.
2. Lokasi dan Kondisi Sekolah
SDN Petung III merupakan sekolah dasar yang melayani puluhan siswa dari wilayah sekitar. Sekolah ini memiliki beberapa ruang kelas yang digunakan secara bergantian untuk kegiatan belajar.
Bangunan sekolah sendiri telah berdiri sejak beberapa dekade lalu, dan beberapa bagian bangunan sudah menunjukkan tanda-tanda keausan. Atap ruang kelas yang ambruk tersebut merupakan bagian dari bangunan yang paling tua di sekolah.
3. Faktor Penyebab Ambruknya Atap
a. Cuaca Ekstrem
Hujan deras yang terjadi secara terus-menerus dalam waktu lama menyebabkan tekanan berat pada atap bangunan. Air yang menggenang juga berpotensi merusak struktur atap dan rangka penopangnya.
b. Kondisi Bangunan yang Memprihatinkan
Kondisi bangunan yang sudah tua dan kurangnya perawatan rutin membuat struktur atap menjadi rapuh. Kerusakan seperti kebocoran, karat pada rangka besi, serta penggunaan material yang sudah tidak kuat lagi mempercepat kerusakan.
c. Sistem Drainase yang Kurang Optimal
Sistem saluran air di atap dan sekitar bangunan diduga kurang baik sehingga air hujan menggenang dan merusak bagian atap.
4. Dampak Kerusakan pada Proses Belajar Mengajar
Akibat atap ambruk, dua ruang kelas menjadi tidak bisa digunakan untuk sementara waktu. Hal ini mengakibatkan:
- Terbatasnya ruang belajar yang tersedia.
- Gangguan konsentrasi siswa dan guru.
- Perubahan jadwal dan pengaturan ruang kelas yang mendadak.
- Kekhawatiran terkait keselamatan saat proses pembelajaran berlangsung.
5. Respon Sekolah dan Pihak Terkait
a. Penanganan Darurat
Pihak sekolah langsung melakukan evakuasi siswa dan guru dari ruang kelas yang terdampak. Reruntuhan material segera dibersihkan agar tidak menghalangi aktivitas sekolah.
b. Pelaporan ke Pemerintah Daerah
Insiden ini segera dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan dan instansi terkait agar mendapat perhatian dan bantuan perbaikan.
c. Peninjauan Kondisi Bangunan Lain
Pihak sekolah bersama dinas terkait melakukan inspeksi ke seluruh bangunan sekolah untuk memastikan tidak ada bagian lain yang rawan ambruk.
6. Upaya Perbaikan dan Pemulihan
a. Pendanaan Perbaikan
Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan berkomitmen untuk memberikan bantuan dana perbaikan agar ruang kelas dapat segera digunakan kembali.
b. Perbaikan Infrastruktur
Selain memperbaiki atap yang ambruk, dilakukan juga perbaikan sistem drainase dan perkuatan struktur bangunan agar lebih tahan terhadap cuaca ekstrem.
c. Kegiatan Belajar Alternatif
Selama proses perbaikan, sekolah mengatur ruang belajar alternatif dan memberikan jadwal belajar yang fleksibel untuk mengakomodasi semua siswa.
7. Upaya Mitigasi dan Pencegahan di Masa Depan
Untuk menghindari kejadian serupa, beberapa langkah mitigasi dan pencegahan telah direncanakan, antara lain:
- Pemeriksaan rutin dan perawatan bangunan sekolah.
- Peningkatan kualitas material bangunan terutama pada atap.
- Pembangunan sistem drainase yang memadai.
- Edukasi kepada siswa dan staf tentang tindakan keselamatan saat cuaca buruk.
8. Peran Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah daerah dan masyarakat setempat berperan penting dalam membantu sekolah melalui:
- Penyediaan dana dan fasilitas perbaikan.
- Partisipasi aktif dalam program perawatan fasilitas sekolah.
- Pengawasan dan pelaporan kondisi bangunan sekolah secara berkala.
9. Pentingnya Infrastruktur Pendidikan yang Aman dan Nyaman
Kejadian ambruknya atap ini mengingatkan pentingnya menjaga dan memperhatikan kondisi infrastruktur pendidikan demi terciptanya lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
Sekolah sebagai tempat pembentukan karakter dan ilmu pengetahuan harus menjadi prioritas dalam hal perawatan dan pengawasan bangunan.
10. Kesimpulan
Hujan deras yang melanda Pasuruan telah menyebabkan ambruknya atap dua ruang kelas di SDN Petung III, mengakibatkan gangguan serius pada proses belajar. Kondisi bangunan yang sudah tua dan kurang perawatan menjadi faktor utama penyebab kerusakan.
Respon cepat dari pihak sekolah dan pemerintah daerah menjadi langkah penting untuk pemulihan dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. Perbaikan dan penguatan infrastruktur pendidikan sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan siswa serta guru.
11. Data Statistik Cuaca di Pasuruan
Wilayah Pasuruan, yang terletak di Jawa Timur, memang dikenal memiliki musim hujan yang cukup intens. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Juanda, hujan dengan intensitas sedang hingga deras sering terjadi antara bulan November hingga Maret.
Curah Hujan Rata-Rata
- Bulan Januari – Maret 2024: Rata-rata curah hujan mencapai 300-400 mm per bulan.
- Pada tanggal kejadian, hujan deras turun dengan intensitas sekitar 50 mm per jam selama 3 jam berturut-turut, menyebabkan genangan air yang signifikan.
Dampak Curah Hujan Tinggi
Curah hujan yang tinggi ini kerap memicu berbagai masalah seperti banjir, longsor, dan kerusakan infrastruktur, termasuk bangunan sekolah yang kurang kuat atau sudah tua.
12. Wawancara dengan Pihak Terkait
Kepala Sekolah SDN Petung III, Ibu Sari Wahyuni
“Kejadian ambruknya atap ini sangat memprihatinkan. Untungnya, tidak ada korban luka serius. Kami sudah melaporkan kejadian ini kepada Dinas Pendidikan dan berharap segera ada bantuan agar proses belajar tidak terganggu lama.”
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Bapak Ahmad Fauzi
“Kami sudah mengirim tim teknis untuk meninjau kondisi sekolah dan memastikan perbaikan dapat dilakukan segera. Selain itu, kami juga akan melakukan inspeksi ke sekolah lain untuk menghindari kejadian serupa.”
Perwakilan Komite Sekolah
“Kami mengimbau agar seluruh warga sekolah dan masyarakat ikut serta dalam menjaga dan merawat fasilitas sekolah. Ini demi keselamatan anak-anak kita.”
13. Penjelasan Teknis Konstruksi Bangunan Sekolah
Struktur Atap
Atap ruang kelas SDN Petung III menggunakan rangka baja ringan yang dipasang pada kerangka utama dari kayu. Material penutup atap menggunakan genteng metal yang ringan namun memerlukan perawatan rutin.
Faktor Kerusakan
- Kelembaban dan Karat: Karena sering terpapar hujan dan kelembaban tinggi, rangka besi mengalami karat yang mengurangi kekuatan struktural.
- Penyambungan Lemah: Sambungan antar rangka yang tidak optimal juga berkontribusi pada kerentanan atap saat mendapat beban berat air hujan.
- Drainase Buruk: Sistem pembuangan air yang tersumbat menyebabkan air menggenang, menambah beban pada atap.
Rekomendasi Perbaikan
- Mengganti bagian rangka yang sudah korosi dengan material anti karat.
- Memperbaiki sambungan rangka dengan teknik las atau sambungan mekanik yang lebih kuat.
- Membenahi sistem drainase agar air hujan dapat mengalir dengan lancar tanpa menggenang.
14. Perbandingan dengan Kasus Serupa di Daerah Lain
Kejadian atap ambruk akibat hujan deras bukanlah hal yang langka. Beberapa daerah lain di Indonesia juga mengalami masalah serupa, khususnya di sekolah-sekolah dengan bangunan tua dan minim perawatan. Misalnya:
- Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman, Yogyakarta: Atap ruang kelas ambruk pada musim hujan 2023 karena struktur kayu lapuk.
- SD di Kabupaten Bandung Barat: Ambruk akibat sistem drainase yang buruk dan genteng yang sudah tua.
Kejadian ini memperkuat kebutuhan akan program rehabilitasi dan modernisasi infrastruktur sekolah secara nasional.
15. Rencana Jangka Panjang untuk Infrastruktur Pendidikan di Pasuruan
Pemerintah Kabupaten Pasuruan berencana untuk:
- Melakukan inventarisasi kondisi fisik seluruh sekolah dasar di wilayahnya.
- Menyusun program rehabilitasi dan renovasi bertahap.
- Mengalokasikan dana khusus untuk pemeliharaan rutin fasilitas sekolah.
- Menggandeng swasta dan masyarakat dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) untuk mendukung pembangunan sekolah.
16. Peran Komunitas dan Orang Tua Siswa
Dukungan komunitas sekitar dan orang tua sangat dibutuhkan, seperti:
- Gotong royong dalam perawatan lingkungan sekolah.
- Donasi dan dukungan moral untuk proses renovasi.
- Edukasi anak tentang pentingnya menjaga fasilitas sekolah.
17. Kesimpulan Tambahan
Data cuaca dan wawancara mempertegas bahwa kejadian ambruknya atap di SDN Petung III disebabkan kombinasi antara cuaca ekstrem dan kondisi bangunan yang kurang terawat. Perbaikan menyeluruh dan sistematis harus dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan proses belajar.
18. Strategi Mitigasi Bencana di Sekolah
Sekolah sebagai tempat pendidikan anak-anak wajib memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan cuaca ekstrem seperti Pasuruan.
a. Penilaian Risiko dan Kerentanan
- Melakukan survei rutin untuk mengidentifikasi bagian bangunan yang berisiko kerusakan.
- Menilai potensi bahaya cuaca ekstrem terhadap infrastruktur sekolah.
b. Perencanaan dan Penanganan
- Membuat rencana kontinjensi bencana yang melibatkan seluruh warga sekolah.
- Pelatihan evakuasi dan simulasi bencana bagi siswa dan staf.
- Menyediakan alat-alat keselamatan seperti APAR, tanda evakuasi, dan jalur evakuasi yang jelas.
c. Penguatan Infrastruktur
- Menerapkan standar bangunan tahan bencana, terutama tahan angin dan hujan deras.
- Memperbaiki dan memelihara sistem drainase agar air tidak menggenang.
- Penggunaan material bangunan yang tahan lama dan sesuai standar.
19. Kebijakan Pendidikan Terkait Infrastruktur Sekolah
Berikut beberapa kebijakan yang dapat diadopsi oleh pemerintah daerah dan kementerian pendidikan:
a. Standar Minimum Fasilitas Sekolah
Menetapkan standar minimum terkait struktur bangunan, keamanan, dan kenyamanan yang harus dipenuhi semua sekolah.
b. Program Rehabilitasi dan Renovasi Berkala
Mengadakan program rutin untuk rehabilitasi dan renovasi fasilitas sekolah dengan prioritas pada sekolah yang berisiko tinggi.
c. Dana Khusus Pemeliharaan Sekolah
Menyediakan anggaran khusus di APBD untuk pemeliharaan rutin agar kerusakan dapat dicegah sejak dini.
d. Partisipasi Masyarakat dan Swasta
Mendorong keterlibatan masyarakat dan sektor swasta melalui kemitraan dan CSR untuk membantu pembangunan dan perawatan sekolah.
e. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan monitoring berkala terhadap kondisi fisik sekolah dan evaluasi efektivitas program perawatan dan mitigasi.
20. Studi Kasus: Program Mitigasi di Sekolah-sekolah Rawan Bencana
Beberapa daerah di Indonesia telah menjalankan program mitigasi yang berhasil, seperti:
- Aceh: Sekolah dibangun dengan struktur tahan gempa dan angin kencang, dilengkapi jalur evakuasi dan tempat pengungsian.
- Bali: Program pelatihan kesiapsiagaan bencana yang rutin dilakukan untuk siswa dan guru.
- Jawa Barat: Penerapan teknologi drainase cerdas untuk mencegah banjir di sekolah.
Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan risiko kerusakan dan korban saat bencana terjadi.
21. Peran Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dan staf sekolah memiliki peran penting dalam:
- Mengedukasi siswa tentang bahaya dan cara menghadapi bencana.
- Memastikan prosedur keselamatan dan evakuasi diketahui dan dipatuhi.
- Melaporkan segera kerusakan fasilitas yang berpotensi membahayakan.
22. Edukasi Siswa tentang Keselamatan dan Mitigasi
Pendidikan tentang keselamatan bencana harus menjadi bagian kurikulum di sekolah. Kegiatan seperti:
- Simulasi bencana secara berkala.
- Pelajaran khusus mengenai cuaca ekstrem dan mitigasi bencana.
- Pengembangan karakter disiplin dan kesiapsiagaan.
23. Kesimpulan Strategi Mitigasi dan Kebijakan Infrastruktur
Mitigasi bencana di sekolah harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, siswa, hingga masyarakat sekitar. Kebijakan pendidikan yang kuat dan dukungan anggaran memadai menjadi fondasi utama untuk mewujudkan sekolah yang aman, nyaman, dan tahan terhadap bencana.
Dokumen Rekomendasi Kebijakan
Penguatan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar SDN Petung III, Pasuruan
I. Latar Belakang
Terjadinya ambruknya atap dua ruang kelas di SDN Petung III Pasuruan akibat hujan deras mengindikasikan perlunya perhatian serius terhadap kondisi infrastruktur sekolah serta kesiapsiagaan bencana di lingkungan pendidikan. Keselamatan dan kenyamanan proses belajar mengajar harus dijamin dengan langkah-langkah sistematis dan berkelanjutan.
II. Tujuan
- Meningkatkan keamanan dan ketahanan fisik bangunan sekolah terhadap bencana alam, terutama hujan deras dan angin kencang.
- Menyiapkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi siswa dan tenaga pendidik.
- Meningkatkan kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi bencana.
III. Rekomendasi Kebijakan
1. Pemeriksaan dan Rehabilitasi Infrastruktur
- Melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh bangunan sekolah, termasuk ruang kelas, atap, dan sistem drainase.
- Melakukan perbaikan dan penguatan struktur bangunan dengan menggunakan material berkualitas sesuai standar teknis.
- Prioritaskan perbaikan pada bagian-bagian yang rawan kerusakan dan berpotensi membahayakan keselamatan.
2. Pengembangan Sistem Drainase yang Efektif
- Mendesain dan membangun saluran pembuangan air hujan yang baik untuk mencegah genangan air dan kerusakan pada bangunan.
- Melakukan pemeliharaan rutin terhadap saluran air agar tidak tersumbat.
3. Peningkatan Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana
- Membentuk tim tanggap darurat bencana di sekolah yang terdiri dari guru dan siswa.
- Melakukan pelatihan dan simulasi evakuasi bencana secara berkala.
- Menyediakan fasilitas keselamatan seperti alat pemadam kebakaran, jalur evakuasi, dan tanda-tanda keselamatan yang jelas.
4. Pengalokasian Dana Khusus Pemeliharaan Sekolah
- Memasukkan anggaran perawatan dan mitigasi bencana dalam APBD Kabupaten Pasuruan secara khusus untuk sekolah-sekolah rawan.
- Mendorong penggalangan dana tambahan dari masyarakat dan sektor swasta melalui program CSR.
5. Penguatan Peran Komite Sekolah dan Masyarakat
- Mengajak komite sekolah untuk aktif mengawasi kondisi bangunan dan melaporkan potensi kerusakan.
- Mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga fasilitas dan mendukung kegiatan mitigasi.
6. Edukasi dan Sosialisasi
- Menyusun modul edukasi terkait mitigasi bencana yang dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran.
- Melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah dan orang tua siswa mengenai pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan.
7. Monitoring dan Evaluasi Berkala
- Menetapkan jadwal rutin inspeksi dan evaluasi kondisi fisik sekolah.
- Membuat laporan berkala untuk pemantauan perkembangan perbaikan dan kesiapsiagaan.
IV. Penutup
Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pihak sekolah dan pemerintah daerah untuk bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, sehat, dan tahan terhadap bencana alam. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kejadian ambruknya atap di SDN Petung III tidak terulang dan kualitas pendidikan di Pasuruan semakin meningkat.
Presentasi:
Penguatan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana di SDN Petung III Pasuruan
Slide 1: Judul & Pembuka
Penguatan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana
SDN Petung III Pasuruan
Dampak Hujan Deras pada Atap Ruang Kelas dan Upaya Penanganan
Slide 2: Latar Belakang
- Hujan deras menyebabkan atap dua ruang kelas ambruk.
- Gangguan proses belajar dan potensi bahaya keselamatan.
- Kondisi bangunan yang sudah tua dan minim perawatan.
Slide 3: Dampak dan Tantangan
- Ruang kelas terbatas, proses belajar terganggu.
- Kekhawatiran keselamatan siswa dan guru.
- Kebutuhan perbaikan dan mitigasi bencana segera.
Slide 4: Rekomendasi Kebijakan Utama
- Audit dan Rehabilitasi Bangunan
- Pengembangan Sistem Drainase
- Pembentukan Tim Tanggap Darurat & Simulasi Bencana
- Alokasi Dana Khusus untuk Perawatan & Mitigasi
- Pemberdayaan Komite Sekolah dan Masyarakat
- Edukasi dan Sosialisasi Keselamatan
- Monitoring dan Evaluasi Berkala
Slide 5: Rencana Tindak Lanjut
- Penjadwalan inspeksi dan perbaikan prioritas.
- Koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas PU.
- Pelatihan dan simulasi mitigasi bencana rutin.
- Penggalangan dana tambahan dan dukungan CSR.
Slide 6: Manfaat Kebijakan
- Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
- Mengurangi risiko kecelakaan akibat kerusakan infrastruktur.
- Meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh warga sekolah.
- Mendorong partisipasi aktif masyarakat dan pemangku kepentingan.
Slide 7: Penutup
- Komitmen bersama sangat diperlukan.
- Keselamatan dan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas.
- Terima kasih atas perhatian dan dukungan semua pihak.
Hujan Deras Sebabkan Atap Dua Ruang Kelas SDN Petung III di Pasuruan Ambruk
I. Pendahuluan
Pada tanggal 26 Mei 2025, hujan deras yang mengguyur wilayah Pasuruan menyebabkan ambruknya atap dua ruang kelas di SDN Petung III. Kejadian ini menyoroti pentingnya perhatian terhadap infrastruktur sekolah, terutama di daerah rawan cuaca ekstrem.
II. Kronologi Kejadian
Peristiwa terjadi pada pagi hari, saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Atap dua ruang kelas yang sudah lapuk tidak mampu menahan beban air hujan, sehingga ambruk. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.WartaBromo+2detikcom+2kumparan+2detikcom+4detikcom+4Antara News+4
III. Penyebab Ambruknya Atap
Beberapa faktor yang menyebabkan ambruknya atap antara lain:
- Kondisi Bangunan yang Sudah Tua: Atap dan struktur bangunan yang sudah lama tidak direnovasi menjadi rentan terhadap cuaca ekstrem.
- Material yang Tidak Sesuai Standar: Penggunaan material konstruksi yang tidak memenuhi standar dapat mengurangi kekuatan struktur bangunan.Sindonews Daerah
- Kurangnya Pemeliharaan Rutin: Tidak adanya inspeksi dan pemeliharaan rutin menyebabkan kerusakan tidak terdeteksi sejak dini.
IV. Dampak Terhadap Proses Belajar Mengajar
Ambruknya atap menyebabkan dua ruang kelas tidak dapat digunakan, mengakibatkan siswa harus belajar secara bergantian dengan ruang kelas lainnya. Hal ini mengganggu proses belajar mengajar dan kenyamanan siswa.WartaBromo
V. Respons Pemerintah dan Pihak Terkait
Setelah kejadian, pihak sekolah melaporkan insiden ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan. Pemerintah daerah berjanji akan segera melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap infrastruktur sekolah yang rusak.detikcom+1detikcom+1
VI. Studi Kasus Serupa di Daerah Lain
Kejadian serupa juga terjadi di beberapa daerah lain, seperti:
- SDN Panyusuhan 3 Cianjur: Atap dua ruang kelas ambruk akibat hujan deras disertai angin kencang. Bangunan yang sudah tua dan belum mendapat renovasi menjadi penyebab utama. ANTARA News Jawa Barat+1Antara News+1
- SDN Pancur 2 Pasuruan: Hujan lebat menyebabkan atap tiga kelas ambruk. Kerangka atap yang terbuat dari galvalum tidak kuat menahan beban air hujan. detiknews+3WartaBromo+3detikcom+3
VII. Rekomendasi untuk Mencegah Kejadian Serupa
- Renovasi dan Penguatan Infrastruktur: Melakukan renovasi dan penguatan struktur bangunan sekolah secara berkala untuk memastikan ketahanannya terhadap cuaca ekstrem.
- Penggunaan Material Standar: Menggunakan material konstruksi yang memenuhi standar untuk memastikan kekuatan dan keamanan bangunan.
- Pemeliharaan Rutin: Melakukan inspeksi dan pemeliharaan rutin terhadap bangunan sekolah untuk mendeteksi kerusakan sejak dini.
- Edukasi dan Pelatihan: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada siswa dan tenaga pendidik tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana.
- Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan dan pengawasan infrastruktur sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
VIII. Penutup
Peristiwa ambruknya atap di SDN Petung III menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan kondisi infrastruktur sekolah. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
baca juga : OPINI: Saatnya Stasiun TV Nasional Kembali ke Model Satu Badan Hukum