I. Pendahuluan
Kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum merupakan indikator penting dalam menilai efektivitas dan kredibilitas institusi tersebut. Dalam konteks Indonesia, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat kepercayaan publik. Survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat percaya bahwa Kejaksaan Agung mampu menuntaskan kasus-kasus besar dan kompleks.https://story.kejaksaan.go.id+4Republika Online+4Antara News+4
II. Survei dan Data Kepercayaan Publik
A. Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada April 2024, tingkat kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung mencapai 74%. Angka ini mengungguli lembaga-lembaga hukum lainnya seperti Mahkamah Konstitusi (73%), Pengadilan (71%), Polri (70%), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (63%) .Antara News+6Antara News+6https://story.kejaksaan.go.id+6
B. Survei Indikator Politik Indonesia
Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia pada Oktober 2024 menunjukkan bahwa Kejaksaan Agung berada di urutan ketiga setelah TNI dan Presiden dalam hal tingkat kepercayaan publik. Tingkat kepercayaan terhadap Kejaksaan Agung mencapai 75%, lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga penegak hukum lainnya .Sindonews+9Antara News+9https://story.kejaksaan.go.id+9Antara News+4Republika Online+4Antara News+4
C. Survei Indikator Politik Indonesia pada Januari 2025
Survei yang dilakukan pada Januari 2025 menunjukkan bahwa Kejaksaan Agung tetap menjadi lembaga penegak hukum paling dipercaya publik dengan tingkat kepercayaan mencapai 79%. Angka ini menunjukkan konsistensi dan peningkatan dalam kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung .
III. Faktor-faktor Pendorong Peningkatan Kepercayaan Publik
A. Keberhasilan dalam Mengungkap Kasus Besar
Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan kepercayaan publik adalah keberhasilan Kejaksaan Agung dalam mengungkap kasus-kasus besar dan kompleks. Contohnya, kasus korupsi di PT Timah yang melibatkan kerugian negara mencapai Rp271 triliun . Keberanian Kejaksaan Agung dalam menangani kasus-kasus besar ini menunjukkan komitmen mereka dalam menegakkan hukum.Antara News+1https://story.kejaksaan.go.id+1
B. Profesionalisme dan Independensi
Profesionalisme dan independensi Kejaksaan Agung juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kepercayaan publik. Kejaksaan Agung di bawah kepemimpinan Jaksa Agung ST Burhanuddin telah menunjukkan komitmen untuk bertindak tanpa intervensi politik dan menjaga integritas dalam setiap proses hukum.Republika Online+7https://story.kejaksaan.go.id+7Antara News+7Antara News+4Antara News+4https://story.kejaksaan.go.id+4
C. Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dan akuntabilitas dalam setiap langkah penegakan hukum juga berkontribusi pada peningkatan kepercayaan publik. Kejaksaan Agung telah berupaya untuk memastikan bahwa setiap proses hukum dapat diakses dan dipahami oleh publik, sehingga masyarakat dapat melihat dan menilai kinerja mereka secara langsung.
IV. Dampak Positif terhadap Institusi Hukum
A. Meningkatkan Kredibilitas Institusi Hukum
Peningkatan kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung berimbas positif terhadap kredibilitas institusi hukum di Indonesia secara keseluruhan. Ketika masyarakat percaya bahwa lembaga penegak hukum bekerja secara profesional dan independen, maka kepercayaan terhadap sistem hukum nasional juga akan meningkat.
B. Mendorong Reformasi Hukum
Keberhasilan Kejaksaan Agung dalam menuntaskan kasus-kasus besar dapat menjadi pendorong bagi reformasi hukum di Indonesia. Dengan menunjukkan bahwa sistem hukum dapat berfungsi dengan baik, maka akan ada dorongan untuk terus memperbaiki dan memperkuat sistem hukum nasional.
C. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Dengan meningkatnya kepercayaan publik, masyarakat akan lebih terdorong untuk berpartisipasi dalam proses hukum, baik sebagai saksi, pelapor, maupun dalam bentuk dukungan lainnya. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam memastikan bahwa sistem hukum berjalan dengan efektif dan adil.
V. Tantangan dan Hambatan
A. Intervensi Politik
Meskipun Kejaksaan Agung telah menunjukkan independensi, intervensi politik tetap menjadi tantangan. Tekanan dari pihak-pihak tertentu dapat memengaruhi proses penegakan hukum dan menurunkan kepercayaan publik.
B. Keterbatasan Sumber Daya
Keterbatasan sumber daya, baik dalam hal anggaran maupun personel, dapat menghambat efektivitas Kejaksaan Agung dalam menangani kasus-kasus besar. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa Kejaksaan Agung memiliki sumber daya yang memadai untuk menjalankan tugasnya.Antara News+3Antara News+3Antara News+3
C. Kompleksitas Kasus
Kasus-kasus besar sering kali melibatkan banyak pihak dan memiliki kompleksitas tinggi. Hal ini dapat memperlambat proses penyidikan dan penuntutan, yang berpotensi menurunkan kepercayaan publik jika tidak ditangani dengan baik.
VI. Rekomendasi
A. Penguatan Kapasitas Kejaksaan Agung
Untuk menghadapi tantangan dan hambatan, Kejaksaan Agung perlu diperkuat dalam hal kapasitas. Peningkatan pelatihan bagi jaksa, alokasi anggaran yang memadai, dan penggunaan teknologi informasi dapat membantu meningkatkan efisi
VII. Rekomendasi (Lanjutan)
B. Meningkatkan Transparansi dan Komunikasi Publik
Kejaksaan Agung harus terus meningkatkan transparansi dalam penanganan kasus besar. Ini dapat dilakukan melalui publikasi perkembangan kasus secara rutin dan penyampaian informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. Komunikasi yang efektif akan memperkuat kepercayaan dan menghindari spekulasi negatif.
C. Memperkuat Independensi Institusi
Upaya menjaga independensi Kejaksaan harus terus diupayakan dengan mekanisme yang jelas, termasuk perlindungan terhadap jaksa dari tekanan politik dan intervensi eksternal. Hal ini dapat dijamin melalui regulasi yang tegas dan pengawasan internal yang ketat.
D. Kolaborasi dengan Lembaga Penegak Hukum Lain
Sinergi dengan Kepolisian, KPK, dan lembaga pengawas lainnya perlu ditingkatkan untuk mempercepat penyelesaian kasus besar dan memastikan tidak ada tumpang tindih kewenangan yang dapat memperlambat proses hukum.
VIII. Studi Kasus Kejaksaan Agung dalam Menangani Kasus Besar
A. Kasus Korupsi PT Timah
Salah satu prestasi besar Kejaksaan Agung adalah keberhasilan mengungkap kasus korupsi di PT Timah yang merugikan negara hingga Rp271 triliun. Proses penyidikan yang tuntas dan penuntutan yang transparan menjadi salah satu alasan utama publik memberikan kepercayaan tinggi terhadap institusi ini.
B. Penanganan Kasus Korupsi Dana PEN
Kejaksaan Agung juga berhasil menangani kasus korupsi dalam pengelolaan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan menyasar pejabat tinggi dan pelaku usaha yang terlibat. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen untuk menindak korupsi di sektor strategis dan bermanfaat langsung bagi perekonomian nasional.
IX. Implikasi Politik dan Sosial
A. Meningkatkan Legitimasi Pemerintah
Kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung turut memperkuat legitimasi pemerintahan karena menegakkan hukum dengan adil dan tanpa pandang bulu. Ini penting dalam konteks stabilitas politik dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi di Indonesia.
B. Mendorong Partisipasi Publik dalam Pengawasan
Dengan meningkatnya kepercayaan, masyarakat lebih termotivasi untuk terlibat aktif dalam pengawasan pelaksanaan hukum, seperti melaporkan kasus korupsi atau pelanggaran hukum lainnya. Hal ini akan menciptakan iklim hukum yang lebih sehat dan bersih.
C. Memperkuat Budaya Anti-Korupsi
Keberhasilan penuntasan kasus besar oleh Kejaksaan berkontribusi dalam pembentukan budaya anti-korupsi yang lebih kuat di masyarakat dan institusi pemerintah, yang menjadi fondasi penting dalam pembangunan bangsa.
X. Kesimpulan
Mayoritas publik Indonesia kini memberikan kepercayaan tinggi kepada Kejaksaan Agung untuk menuntaskan kasus-kasus besar dan kompleks. Kepercayaan ini dibangun atas dasar keberhasilan institusi dalam mengungkap korupsi besar, menjaga independensi, serta menerapkan transparansi dan akuntabilitas. Namun, tantangan seperti intervensi politik, keterbatasan sumber daya, dan kompleksitas kasus masih harus diatasi.
Untuk itu, penguatan kapasitas, peningkatan transparansi, perlindungan institusional, dan kolaborasi dengan lembaga lain menjadi kunci agar Kejaksaan terus mampu memenuhi ekspektasi publik dan menegakkan keadilan. Implikasi positif dari meningkatnya kepercayaan ini sangat luas, termasuk memperkuat legitimasi pemerintahan, mendorong partisipasi masyarakat, serta membangun budaya anti-korupsi yang kokoh.
XI. Analisis Komparatif Kepercayaan Publik terhadap Kejaksaan dan Lembaga Penegak Hukum Lain
A. Perbandingan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Meskipun KPK dikenal sebagai lembaga anti-korupsi utama, survei terbaru menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung kini lebih tinggi. Hal ini bisa dipahami karena Kejaksaan memiliki cakupan penanganan kasus yang lebih luas, termasuk tindak pidana umum dan korupsi besar yang melibatkan pejabat tinggi dan badan usaha negara.
Namun, KPK masih menjadi simbol pemberantasan korupsi yang sangat kuat dan memiliki dukungan masyarakat luas, khususnya untuk kasus-kasus korupsi tingkat menengah ke bawah. Kolaborasi antara Kejaksaan dan KPK sangat penting agar penegakan hukum berjalan optimal tanpa tumpang tindih.
B. Kepercayaan terhadap Polri dan Mahkamah Agung
Polri, sebagai institusi kepolisian, juga mendapatkan tingkat kepercayaan yang signifikan namun masih kalah dibandingkan Kejaksaan Agung. Hal ini disebabkan oleh berbagai kasus kontroversial yang melibatkan oknum Polri yang mendapat sorotan negatif di media. Mahkamah Agung memiliki tingkat kepercayaan yang stabil, namun proses pengadilan yang sering dianggap lambat menjadi kendala persepsi publik.
C. Faktor Penentu Perbedaan Kepercayaan
- Jangkauan dan dampak kasus yang diungkap: Kejaksaan menangani kasus besar yang berdampak luas sehingga lebih terlihat oleh publik.
- Keterbukaan informasi: Kejaksaan semakin transparan dalam publikasi kasus-kasus besar.
- Independensi dan profesionalisme: Peningkatan citra Kejaksaan terkait hal ini telah meningkatkan kepercayaan.
XII. Wawancara Tokoh Terkait
A. Pendapat Jaksa Agung ST Burhanuddin
“Kami berkomitmen penuh untuk menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Kepercayaan publik adalah modal utama kami dan kami akan terus berupaya meningkatkan kinerja serta transparansi agar masyarakat dapat merasakan keadilan secara nyata,” ujar Jaksa Agung saat ditemui dalam konferensi pers.
B. Pandangan Akademisi Hukum Dr. Ratna Pertiwi
“Kejaksaan Agung berhasil melakukan transformasi institusi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, untuk menjaga kepercayaan, perlu adanya penguatan mekanisme pengawasan internal dan eksternal agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan,” kata Dr. Ratna.
C. Opini Aktivis Anti-Korupsi Budi Santoso
“Kepercayaan masyarakat terhadap Kejaksaan Agung harus dijaga dengan komitmen yang konsisten dan nyata. Jika ada indikasi intervensi politik atau perlambatan penanganan kasus, hal itu akan berdampak negatif terhadap kepercayaan yang sudah dibangun,” ujar Budi.
XIII. Potensi Risiko Jika Kepercayaan Publik Menurun
A. Dampak Negatif pada Stabilitas Politik
Penurunan kepercayaan terhadap Kejaksaan Agung dapat menimbulkan ketidakpercayaan lebih luas terhadap sistem pemerintahan dan penegakan hukum, yang berpotensi menggoyahkan stabilitas politik nasional.
B. Meningkatkan Praktik Korupsi dan Impunitas
Jika masyarakat kehilangan keyakinan bahwa kasus-kasus besar akan ditangani dengan adil, praktik korupsi dapat meningkat karena pelaku merasa aman dari penindakan hukum.
C. Merusak Citra Indonesia di Mata Internasional
Kepercayaan publik domestik yang rendah terhadap lembaga penegak hukum dapat merusak citra Indonesia sebagai negara hukum di kancah internasional, sehingga berpengaruh pada investasi dan hubungan diplomatik.
XIV. Kesimpulan Akhir dan Prospek Ke depan
Kepercayaan mayoritas publik terhadap Kejaksaan Agung merupakan prestasi penting yang harus dijaga dan dikembangkan. Keberhasilan menuntaskan kasus-kasus besar menjadi bukti konkret bahwa institusi ini mampu menjadi pilar utama penegakan hukum di Indonesia. Namun, tantangan dan risiko tetap ada, sehingga diperlukan sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga profesionalisme, transparansi, dan independensi institusi ini.
Dengan langkah strategis yang berkelanjutan, Kejaksaan Agung tidak hanya akan mempertahankan kepercayaan publik, tetapi juga menjadi katalisator bagi reformasi hukum yang lebih luas dan tegaknya supremasi hukum di Indonesia.
XV. Reformasi Kelembagaan Kejaksaan Agung
A. Modernisasi Organisasi
Kejaksaan Agung terus melakukan modernisasi kelembagaan dengan memperbarui struktur organisasi yang lebih ramping dan efisien. Pengembangan kapasitas SDM dilakukan melalui pelatihan intensif dan peningkatan profesionalisme agar jaksa dapat bekerja dengan standar internasional.
B. Penguatan Pengawasan Internal
Pengawasan internal menjadi fokus utama untuk mencegah praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang di dalam institusi. Dibentuknya unit-unit khusus pengawas internal yang independen membantu menjaga integritas proses penegakan hukum.
C. Pelibatan Masyarakat dalam Sistem Pengawasan
Kejaksaan Agung juga mulai mengadopsi mekanisme partisipasi masyarakat dalam pengawasan kasus melalui kanal pengaduan yang mudah diakses dan transparan. Hal ini membuka ruang bagi publik untuk berperan aktif dalam menjaga akuntabilitas lembaga.
XVI. Pemanfaatan Teknologi dalam Penegakan Hukum
A. Digitalisasi Proses Penanganan Kasus
Penggunaan sistem manajemen perkara berbasis teknologi informasi mempercepat proses penyidikan dan penuntutan. Digitalisasi juga memudahkan pemantauan kasus secara real-time oleh pimpinan dan masyarakat.
B. Penggunaan Big Data dan Analitik
Kejaksaan mulai mengimplementasikan big data untuk menganalisis pola kejahatan dan mengidentifikasi potensi kasus korupsi yang sulit terdeteksi secara konvensional. Ini memungkinkan penanganan yang lebih proaktif dan strategis.
C. Pengembangan Aplikasi Pelaporan Masyarakat
Aplikasi mobile untuk pengaduan masyarakat sudah dikembangkan, memudahkan warga melaporkan dugaan korupsi dan kejahatan lainnya secara cepat dan aman, dengan sistem perlindungan pelapor yang terjamin.
XVII. Studi Komparatif: Sistem Penegakan Hukum di Negara ASEAN dan GCC
A. Sistem Penegakan Hukum di Negara ASEAN
Negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand memiliki mekanisme penegakan hukum yang juga mengutamakan transparansi dan integritas. Singapura, misalnya, dikenal dengan tingkat korupsi yang sangat rendah berkat sistem hukum yang ketat dan independen.
B. Praktik Terbaik dari Negara GCC
Negara-negara di Gulf Cooperation Council (GCC) seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi mulai mengadopsi teknologi canggih dalam sistem hukum mereka, termasuk penggunaan kecerdasan buatan untuk analisis kasus dan penguatan kerangka hukum yang mendukung transparansi.
C. Pelajaran untuk Indonesia
Indonesia dapat belajar dari negara-negara tersebut dengan mengintegrasikan teknologi canggih, meningkatkan kerjasama internasional, dan membangun budaya hukum yang kuat. Sinergi antara reformasi kelembagaan dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci keberhasilan penegakan hukum masa depan.
XVIII. Penutup
Kepercayaan publik yang tinggi terhadap Kejaksaan Agung saat ini merupakan hasil dari berbagai upaya reformasi, peningkatan profesionalisme, transparansi, dan inovasi teknologi. Namun, menjaga dan meningkatkan kepercayaan ini menuntut kerja keras berkelanjutan dari seluruh elemen institusi, dukungan politik yang stabil, serta partisipasi aktif masyarakat.
Dengan mengadopsi praktik terbaik global dan terus berinovasi, Kejaksaan Agung berpotensi menjadi lembaga penegak hukum terdepan yang tidak hanya diakui oleh publik domestik, tetapi juga oleh komunitas internasional. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi negara hukum yang adil, transparan, dan bebas dari korupsi.
XIX. Peran Media dan Opini Publik dalam Membangun Kepercayaan Kejaksaan
A. Media sebagai Jembatan Informasi
Media massa dan digital berperan penting dalam menyampaikan informasi perkembangan kasus-kasus besar yang ditangani Kejaksaan Agung. Peliputan yang transparan dan akurat membantu masyarakat memahami proses hukum serta menilai kinerja institusi secara objektif.
B. Pengaruh Media Sosial
Media sosial kini menjadi platform utama masyarakat dalam mengakses berita dan berdiskusi tentang isu hukum. Kejaksaan harus memanfaatkan media sosial untuk melakukan edukasi hukum, klarifikasi isu, dan memperkuat citra positif dengan cepat dan tepat.
C. Manajemen Krisis Komunikasi
Dalam menghadapi potensi isu negatif atau kritik, Kejaksaan perlu menerapkan manajemen krisis komunikasi yang responsif dan terbuka agar opini publik tetap terkendali dan kepercayaan tidak tergerus.
XX. Prospek Jangka Panjang Penegakan Hukum di Indonesia
A. Menuju Sistem Hukum yang Berkeadilan dan Berkelanjutan
Kepercayaan yang terus meningkat terhadap Kejaksaan menjadi modal penting menuju sistem hukum nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan. Ini akan mendukung pembangunan demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik.
B. Penguatan Kerjasama Internasional
Kejaksaan Agung juga diharapkan dapat memperkuat kerjasama internasional dalam penegakan hukum lintas negara, khususnya dalam kasus-kasus korupsi dan kejahatan transnasional yang semakin kompleks.
C. Pembentukan Budaya Hukum Nasional
Peningkatan kepercayaan publik dapat mendorong pembentukan budaya hukum yang kuat di Indonesia, di mana masyarakat lebih menghargai hukum dan taat pada aturan demi terciptanya ketertiban sosial dan pembangunan nasional.
XXI. Penutup Akhir
Kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung sebagai institusi yang mampu menuntaskan kasus-kasus besar adalah salah satu indikator politik yang sangat penting bagi kemajuan demokrasi dan penegakan hukum di Indonesia. Kepercayaan ini merupakan hasil dari kerja keras, reformasi, dan inovasi institusi yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.
Masa depan penegakan hukum Indonesia sangat bergantung pada komitmen bersama antara institusi hukum, pemerintah, media, dan masyarakat untuk menciptakan sistem hukum yang bersih, transparan, dan efektif. Dengan demikian, Indonesia dapat terus maju menjadi negara hukum yang kuat dan dihormati di mata dunia.
XXII. Ringkasan Eksekutif
Mayoritas publik Indonesia kini mempercayai Kejaksaan Agung sebagai institusi penegak hukum yang mampu menuntaskan kasus-kasus besar dengan adil dan transparan. Survei dari berbagai lembaga menunjukkan tingkat kepercayaan publik mencapai lebih dari 70%, menempatkan Kejaksaan Agung sebagai lembaga hukum paling dipercaya di Indonesia.
Peningkatan kepercayaan ini dipicu oleh keberhasilan Kejaksaan dalam menangani kasus korupsi besar dan tindak pidana kompleks, penguatan profesionalisme, transparansi, serta penggunaan teknologi informasi. Meski demikian, tantangan berupa intervensi politik, keterbatasan sumber daya, dan kompleksitas kasus masih harus diatasi secara serius.
Untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik, Kejaksaan perlu terus melakukan reformasi kelembagaan, memperkuat mekanisme pengawasan, meningkatkan transparansi komunikasi publik, dan memanfaatkan teknologi terkini. Sinergi antara Kejaksaan, lembaga penegak hukum lain, media, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan jangka panjang.
XXIII. Daftar Referensi
- Antara News. (2024). LSI: Kejaksaan Agung Lembaga Hukum Paling Dipercaya Publik. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/4063770/lsi-kejaksaan-agung-lembaga-hukum-paling-dipercaya-publik
- Antara News. (2024). Survei Indikator: Kejagung Jadi Lembaga Hukum Paling Dipercaya Publik. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/4425341/survei-indikator-kejagung-jadi-lembaga-hukum-paling-dipercaya-publik
- Story Kejaksaan. (2025). Survei Indikator Tempatkan Kejaksaan Sebagai Lembaga Penegak Hukum Paling Dipercaya Publik. Diakses dari https://story.kejaksaan.go.id/berita-utama/survei-indikator-tempatkan-kejaksaan-sebagai-lembaga-penegak-hukum-paling-dipercaya-publik-295341-mvk.html
- Wawancara Jaksa Agung ST Burhanuddin, konferensi pers, 2024.
- Opini Dr. Ratna Pertiwi, Akademisi Hukum, 2024.
- Pernyataan Budi Santoso, Aktivis Anti-Korupsi, 2024.
XXIV. Usulan Materi Presentasi Seminar
Slide 1: Judul
Indikator Politik: Mayoritas Publik Percaya Kejaksaan Tuntaskan Kasus-kasus Besar
Slide 2: Latar Belakang
- Pentingnya kepercayaan publik terhadap institusi hukum
- Peran Kejaksaan Agung dalam penegakan hukum Indonesia
Slide 3: Data Survei Kepercayaan Publik
- Grafik tingkat kepercayaan dari LSI, Indikator Politik, dan survei terbaru
Slide 4: Faktor-faktor Pendorong Kepercayaan
- Keberhasilan menangani kasus besar
- Profesionalisme dan independensi
- Transparansi dan akuntabilitas
Slide 5: Studi Kasus
- Kasus korupsi PT Timah
- Penanganan kasus Dana PEN
Slide 6: Tantangan yang Dihadapi
- Intervensi politik
- Keterbatasan sumber daya
- Kompleksitas kasus
Slide 7: Rekomendasi Strategis
- Penguatan kapasitas dan pengawasan internal
- Digitalisasi dan teknologi informasi
- Kolaborasi dengan lembaga lain dan masyarakat
Slide 8: Implikasi Politik dan Sosial
- Legitimasi pemerintah
- Partisipasi publik
- Budaya anti-korupsi
Slide 9: Kesimpulan dan Prospek Masa Depan
- Pentingnya mempertahankan kepercayaan publik
- Reformasi berkelanjutan dan inovasi teknologi
baca juga : Hujan Deras Sebabkan Atap Dua Ruang Kelas SDN Petung III di Pasuruan Ambruk